kreativitas dan keberbakatan

Ablina Pratia Ningrum         (10514081)
1PA15
I.                  PENDAHULUAN
A.    Definisi Kreativitas
Definisi kreativitas berbeda menurut para ahli :
a.       “Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada”. Yang dimaksud data disini adalah semua pengalaman yang telah diperoleh seorang selama hidupnya.
b.      “Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan – berdasarkan data atau informasi yang tersedia – menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban”
c.       Secara operasional, kreativitas dapat dirumuskan sebagai “kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibiitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan” (Munandar, S.C.U., 1997).

Kreativitas juga sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya, adalah sama pentingnya.
Terdapat beberapa matra ciri-ciri kreativitas, diantaranya ialah :

−        Dorongan ingin tahu besar
−        Sering megajukan pertanyaan yang baik
−        Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
−        Bebas dalam menyatakan pendapat
−        Mempunyai rasa keindahan
−        Menonjol dalam salah satu bidang seni
−        Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapannya, tidak mudah terpengaruh orang lain
−        Rasa humor tinggi
−        Daya imajinasi kuat
−        Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal, yang jarang diperlihatkan anak-anak lain)
−        Dapat bekerja sendiri
−        Senang mencoba hal-hal yang baru
−        Kemampuan mengembangkan atau merinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)

Ciri-ciri afektif lainnya yang sangat esensial dalam menentukan prestasi kreatif seseorang ialah : rasa ingin tahu, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau dikritik oleh orang lain, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, mempunyai rasa humor, ingin mencari pengalaman baru, dapat menghargai baik diri sendiri maupun orang lain, dan sebagainya.

Ø  Faktor-faktor Pendorong Kreativitas

Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kresi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983)
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan berbagai kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan d orongan untuk bersibuk diri secara kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan lreatif, yang m,ungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.

B.  Definisi Operasional Kreativitas

Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci( suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077)


C.  Definisi Kreativitas menurut Clark

Menurut Clark (1986) Kreativitas adalah ekspresi tertinggi keterbakatan (Hal. 24)
Clark muncul dengan suatu konsep kreativitas sebagai sekspresi tertinggi keterbakatan dan yang bersifat terintegrasikan yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia. Konsep tersebut mencakup kondisi berpikir rasional yang sifatnya terukurkan dan dapat dikembangkan melalui berbagai latihan secara sadar dan dirancang. (Hal 51-52)


II.               TEORI KREATIVITAS


Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.      Teori Psikoanalisis
2.      Teori Humanistik
3.      Teori Cziksentmihalyi

1.      Teori Psikoanalisis
Pribadi kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.

Teori ini terdiri dari:
a.      Teori Freud
Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism).

Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.

Macam mekanisme pertahanan:
- Represi                                                          - regresi
- Konpensasi                                                    - Proyeksi
- Sublimasi                                                      - Pembentukan reaksi
- Rasionalisasi                                                 - Pemindahan
- Identifikasi                                                    - Kompartementalisasi
- Introjeksi

b.   Teori Ernst Kris
Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.

Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa “seperti anak” dalam pemikirannya.
Mereka dapat  mempertahankan  “sikap bermain” mengenai masalah-masalah serius dalam kehidupannya.

Dengan demikian mereka m ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)





c.       Teori Carl Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya.

2.      Teori Humanistik
Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Teori Humanistik meliputi:
a.      Teori Abraham Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.

Kebutuhan tersebut adalah:
-          Kebutuhan fisik/biologis
-          Kebutuhan akan rasa aman
-          Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
-          Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
-          Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
-          Kebutuhan estetik

Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”.

Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”.
Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila  bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki.

b.      Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
-          Keterbukaan terhadap pengalaman
-          Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
-          Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.

Apabila seseorang memiliki ketiga ciri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.”

3.      Teori Cziksentmihalyi
-          Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.

-          Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.

-          Akses terhadap suatu bidang
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati   sangat membantu pengembangan bakat.

-     Access to a field
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting. 

- Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapau tujuannya.




4.      Ciri-ciri Kepribadian Kreatif menurut Csikszentmihalyi

Csikszentmihalyi mengemukakan 10 pasang cirri-ciri kepribadian kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.

a.      Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks, tergantung situasinya.

b.      Pribadi kretaif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu berfikir konvergen sekaligus divergen.


c.       Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.

d.      Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.
Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.

e.      Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.

f.        Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama

g.      Pribadi kreatif  menunjukkan lecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin)

h.      Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian  karya mereka.

i.        Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.


Comments

Popular posts from this blog

Belajar dan Mengajar Kreatif

Leon Festinger Biography

Pembelajaran Anak Berbakat