Belajar dan Mengajar Kreatif

Belajar dan Mengajar Kreatif
https://disclamaboy.files.wordpress.com/2013/01/logo_gunadarma.png
Disusun Oleh:
Ablina Pratianingrum (10514081)
Isye yuliawati Hermansyah (15514536)
Kartika Nindya (15514786)

1 PA 15



Belajar dan Mengajar Kreatif
I.                  Arti Belajar Kreatif
A.   Pengertian belajar kreatif
Kreativitas belajar terdiri dari dua kata yaitu kreativitas dan belajar, dalam pengertian kreativitas beberapa ahli berpendapat dengan berdasarkan latar belakang dan kebudayaan yang berbeda-beda,diantaranya sebagai berikut : James R. Evans mendefinisikan kreativitas sebagai ketrampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subyek dari perspektif baru dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran.
1.           Kreativitas memerlukan adanya modal, yaitu konsep dalam pikiran untuk dilahirkan kembali dalam bentuk yang berbeda. Dalam pemecahan masalah, dia tidak harus mencari jawaban baru tetapi dia hanya perlu menggali informasi-informasi dalam pikirannya untuk dikaitkan dan dituangkan dalam bentuk solusi terhadap problem tersebut. Sedangkan Rogers menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang, dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
2.           Kreativitas dapat dinilai ketika hal tersebut tertuang dalam suatu tindakan nyata, ketika pemikiran baru belum dituangkan, maka itu adalah proses menuju kreativitas. Jadi, kreativitas tetaplah berpusat di otak manusia, kreativitas terjadi karena keseluruhan bagian otak bekerja secara bersamaan, terpadu pada satu waktu tertentu dengan tetap melakukan spesialisasi masing-masing, otak dengan sigap menanggapi setiap informasi yang masuk. Kadar pengelolaan otak akan sangat menentukan tingkat kreativitas seseorang, karena itu otak harus dilatih, tidak hanya dengan makanan bergizi tapi dengan latihan berfikir yang terus-menerus.
3.           Untuk dapatmelahirkan kreativitas, seseorang harus dapat memanfaatkan kedua sifat otak (kiri dan kanan).
4.           Otak kiri yang bersifat logika, berurutan, lisan, pertambahan, dan dominan. Sedangkan otak kanan bersifat emosi, lompatan, visual, menyeluruh, dan tersembunyi. Akhir-akhir ini, istilah otak kanan telah digunakan sebagai cara popular untuk menyatakan kreatif, artistik, dan rapi. Kreativitas muncul dari interaksi yang luar biasa antara kedua otak.Kreativitas adalah suatu ketrampilan.
5.           Dikarenakan kreativitas merupakan hasil sebuah latihan maka harus diupayakan secara terus- menerus agar tidak menjadi lumpuh.
6.           Artinya, siapa saja yang berniat untuk menjadi kreatif dan ia mau melakukan latihan-latihan yang benar, maka ia akan menjadi kreatif.
Dari pengertianadalah hasil sebuah latihan yang unik, berbeda, dan lebih baik serta bermanfaat. Sedangkan belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yangdilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku baru secarakeseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksidengan lingkungan.
Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan persepsi dan tingkah laku, termasuk juga perubahan perilaku. Lingkungan belajar merupakan faktor penting dalam pendidikan, yaitu guru dan orang tua yang dapat membantu dalam prose belajar, yang akan dapat membentuk lingkungan pembelajaran. Jadi, kreativitas belajar adalah suatu keterampilan yang dihasilkandari sebuah latihan- latihan (proses pembelajaran) yang diupayakan terus menerus agar tidak menjadi lumpuh.
B.   Liputan proses  belajar kreatif
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yang professional dalam menyusun program pembelajaran yang dapat meningkatkan  kreativitas siswa dalam belajar yaitu:
a.     Menciptakan lingkungan di dalam kelas yang merangsang belajar kreatif
à Memberikan Pemanasan
Sebelum memulai dengan kegiatan yang menuntut prilaku kreatif siswa sesuai dengan rencana pelajaran lebih dahulu diusahakan sikap menerima (reseptif) di Kalangan siswa, terutama berlaku apabila siswa sebelumnya baru saja terlibat dalam suatu penguasaan yang berstruktur, mengerjakan soal fiqih, tugas atau kegiatan, bertujuan meningkatkan pemikiran kreatif menuntut sikap belajar yang berbeda lebih terbuka dan tertantang berperanserta secara aktif dengan memberikan gagasan-gagasan sebanyak mungkin untuk itu diberikan  pemanasan yang dapat tercapai dengan memberikan pertanyaan pertanyaan terbuka dengan menimbulkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
à Pengaturan Fisik
Membagi siswa dalam kelompok untuk mengadakan diskusi kelompok.
à Kesibukan Dalam Kelak
kegiatan belajar secara kreatif sering menuntut lebih banyak kegiatan fisik, dan diskusi antara siswa oleh karena itu guru hendaknya agak tenggang rasa dan luwes dalam menuntut ketenangan dan sebagai siswa tetap duduk pada tempatnya. Guru harus dapat membedakan kesibukan yang asyik sert suara-suara yang produktif yang menunjukkan bahwa siswa bersibuk diri secara kreatif.
à Guru sebagai Fasilitator
Guru dan anak yang berbakat lebih berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai pengarah yangmenentukan segalagalanya baigsiswa. Sebagai fasilitator gurumendorong siswa (memotivator) untuk menggabungkan inisiatif dalam menjajaki tugas-tugas baru. Guru harus terbuka menerima gagasa dari semua siswa dan gur harus dapat menghilangkan ketakutan, kecemasan siswa yang dapt menghambat dan pemecahan masalah secara keatif (Munandar, 1992 : 78-81).

b.     Mengajukan dan mengundang pertanyaan
Dalam proses belajar mengjar, diperlukan keterampilan guru baik dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa maupun dalam mengundang siswa untuk bertanya.
à Tehnik Bertanya
Pertanyaan yang merangsang pemikiran kreatif adalah pertanyaan semacam divergen atau terbuka. Pertanyaan semacam ini membantu siswa mengembangkan keterampilan mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, dan menguji atau menilai informasi mereka.
Dengan mengajukan pertanyaan, guru memperoleh informasi yang berharga dan berguna untuk :
-         Menimbulkan minat dan motivasi siswa untuk berperan serta aktif.
-         Menilai persiapansiswa ddan sejauh mana siswa telah menguasai bahan yang diberikan sebelumnya.
-         Mengulang kembali dan meringkas apa yang telah diajarkan.
-         Membantu siswa melihat hubungan-hubungan baru.
-         Merangsang pemikiran kritis dan pengembangan sikap bertanya
-         Merangsang siswa untuk mencari sendiri pengetahuan tambahan
-         Menilai pencapaian tujuan dan sasaran belajar (Munandar, 1999 : 84)
à Metode Diskusi
Dalammetode dikusi, peran guru dangat menentukan keberhasilan, guru berperan sebagai pasilitator yang mengenalkan masalah kepada siwa dan memberikan informasi seperlunya yang mereka butuhkan unutk membahas masalah. Guru memang diperlukan misalnya jika timbul kemacetan dalam diskusi atau untuk menghindari kesalahan yang tersembunyi agar siswa tidak terlalu menyimpang dari arah yang dituju.
à Metode Inquiri-Discovery
Pendekatan inquiry (pengajuan pertanyaan, penyelidikan) dan discovery (penemuan) dalam belajar penting dalam proses pemecahan masalah. Ada tiga tahap dalam proses pemecahan masalah melalui inquiry, pertama adanya kesadaran bahwa ada masalah. Hal ini merupakan factor yang memotivasi siswa untuk melanjutkan dengan  merumuskan  masalah (tahap kedua), pada tahap ini masalah dirumuskan dan timbul gagasan-gagasan sebagai strategi kemungkinan pemecahan. Melalui inquiry informasi mengenai masalah dihimpun. Tahap ketiga adalah mencari atau  menjajaki (searching). Pada tahap pertanyaan dan informasi dihubungkan dengan perumusan hipotesis.
Keativitas berkaitan erat dengan proses perumusan hipotesis, yaitu dalam mengajukan pertnayaan dan hipotesis dalam mneghubungakan fakta yang diketahui dan asas-asas untuk mengembangkan strategi pemecahan, serta harus memperinci dan merumuskan kebutuhan dalammencari informasi, jadi, semua proses berfikir : kelancaran, keluwesan (fluksibilitas), orisinilitas, dan pemerincian (elaborasi) temasuk dalam prosess pemecahan masalah melalui inquiry-discovery. Pokok-pokok yang harus dipenuhi oleh guru dalam  pengalaman belajar inquiry adalah :
1.     Berilah pengalaman permulaan untuk menarik minat siswa agar menanyakan mengenai suatu masalah, konsep, situasi atau gagasan, antara laindenganpenggunaan media, bermain peran dan demonstrasi.
2.     Berilah siswa materi pelajaran dan situasi yang memungkinkan penyelidikan (ekspolorasi).
3.     Sediakan sumber-sumber informasi dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di masyarakat.
4.     Sediakan peralatan untuk merangsang siswa melakukan eksperimen (percobaan).
5.     Sediakan waktu untuk berdiskusi, bereksperimen, mencoba-coba dan sebagainya.
6.     Berilah bimbingan dan perhargaan terhadap pemecahan yang dapat diterima dan terhadap strategi pemecahan.
7.     Berilah dorongan dan penghargaan terhadap pemecahan yang dapat diterima dan terhadap strategi pemecahan (Munandar, 1999 : 86).
à Mengajukan pertanyaan yang menantang (provokatif)
Salah satu cara untuk merangsang daya pikir kreatif adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang (provokatif) antara lain dengan menanyakan apa kemungkinan-kemungkinan akibat apabila suatu kejadian yang telah terjadi, atau dengan menanyakan suatu kejadian yang telah terjadi, atau dengan menanyakan kemungkinan-kemungnkinan akibat dari suatu situasi yang memang belum pernah terjadi, tetapi siswa harus membayangkan apa saja kemungkinan-kemungnkinan akibatnya andaikan kejadian atau situasi itu terjadi di sini.
c.      Memadukan perkembangan kognitif (berfikir), afektif (sikap) dan Psikomotorik (perasaan).
Dalam rangka membangun manusia seutuhnya perlu ada keseimbanganaantara semua aspek perkembangan yaitu perkembangan  mental intelektual, perkembangan social, perkembanan emosi (kehidupan perasaan) dan perkembangan moral.
Ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif (aptitude)
a.     Keterampilan berfikir lancar
b.     Keterampilan berfikir luwes
c.      Keterampilan berfikir orisinal
d.     Keterampilan memperinci
e.      Keterampilan menilai
Ciri-ciri efektif (nonaptitude)
f.       Rasa ingin tahu
g.     Bersifat imajinatif
h.     Merasa tergantung oleh kemajemukan
i.       Sifat berani mengambil resiko
j.       Sifat menghargai (Munandar, 1999 : 88-93).
d.     Menggabung pemikiran divergen dan pemikiran konvergen
Pemikiran konvergen yang menuntut siswa mencari jawaban tunggal yang paling tepat berdasarkan informasi yang diberikan sudah tidak asing bagi siswa-siswa sekolah dasar. Pemikiran divergen atau pemikiran kreatif sebaiknya menuntut siswa mencari sebanyak mungkin jawaban terhadap suatu persoalan.
e.      Menggabung proses berfikir dengan proses efektif
Contoh :
a.     Berfikir lancar, gabung dengan rasa ingin tahu siswa yang rasa ingi tahunya kuat akan dapat menghasilkan gagasan-gagasan atau cara pemecahan masalah
b.     Orisinalitas dalam berfikir akan paling berhasil jika siswa tidak ragu-ragu dan berani mengamukakan pendapat yang berbeda dari biasanya dikemukakan siswa-siswa lain.
C.   Mengapa belajar kreatif itu penting
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990:37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting.
1. Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.
2. Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan.
3. Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.
4. Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.

D.   Tiga tingkat belajar kreatif (model triffinger)
Dalam pembelajaran kretaif, terdapat teknik-teknik tertentu yang penggunaanya harus disesuaikan dengan fungsi dan tahap pembelajaran. Metode dan teknik kreatif berikut mengacu kepada model pembelajaran kreatif dari Treffinger (1980) . Model pembelajaran kreatif oleh Treffinger dikelompokkan menjadi tiga tingkat. Tingkat pertama, adalah pengembangan fungsi pemikiran divergen. Tingkat kedua, adalah pengembangan proses pemikiran dan perasaan yang majemuk. Tingkat ketiga, adalah keterlibatan dalam tantangan nyata. Uraian dari masing tingkatan-tingkatan tesebut disajikan sebagai berikut :
a.     Teknik-teknik kreatif tingkat pertama
Teknik pembelajaran kreatif tingkat pertama yang menekankan pada fungsi-fungsi divergen in antara lain menggunakan teknik pemanasaan, pemikiran dan perasaan terbuka, sumbang saran dan penangguhan kritik, daftar penulisan gagasan, penyusunan sifat, dan hubungan yang dipaksakan.
b.     Teknik kreatif tingkat kedua
Dalam teknik- Menyusun kembali (rearrange): komponen yang berhubungan saling dapatmenggantikan seperti: pola, tata letak, urutan, dan sebagainya.Pada dasarnya, kata kerja tersebut dapat disusun sendiri denganmenyesuaikan dengan konteks atau masalah yang relevan.
c.      Teknik kreatif tingkat ketiga
Dalam tingkat ketiga ini teknik kreatif mengupayakan keterlibatan pembelajar dalam masalah dan tantangan nyata. Ini bermaksud agar kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna bagi para pembelajar untuk menghadapi masalah nyata dalam kehidupanya. Pada tahap ini pembelajar telibat langsung dalam pengajuan pertanyaan secara mandiri dan diarahkan sendiri. Adapun teknik yang digunakan dalam tingkat ketiga ini adalah teknik pemecahan masalah (PMK) secara kreatif. PMK ini merupakan teknik yang sistematik dalam mengorganisasi dan mengolah keterangan dan gagasan, sehingga masalah dapat dipahami dan dipecahkan secara imajinatif. Pemikiran yang logis, analitik dan divergen akan terlibat keras dalam teknik ini.
II. Mengajar Kreatif
a.              Pengertian Belajar Kreatif
Kreativitas belajar terdiri dari dua kata yaitu kreativitas dan belajar, dalam pengertian kreativitas beberapa ahli berpendapat dengan berdasarkan latar belakang dan kebudayaan yang berbeda-beda, diantaranya sebagai berikut: James R. Evans mendefinisikan kreativitas sebagai ketrampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subyek dari perspektif baru dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran.

1.      Kreativitas memerlukan adanya modal, yaitu konsep dalam pikiran untuk dilahirkan kembali dalam bentuk yang berbeda. Dalam pemecahan masalah, dia tidak harus mencari jawaban baru tetapi dia hanya perlu menggali informasi-informasi dalam pikirannya untuk dikaitkan dan dituangkan dalam bentuk solusi terhadap problem tersebut. Sedangkan Rogers menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang, dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
2.      Kreativitas dapat dinilai ketika hal tersebut tertuang dalam suatu tindakan nyata, ketika pemikiran baru belum dituangkan, maka itu adalah proses menuju kreativitas. Jadi, kreativitas tetaplah berpusat di otak manusia, kreativitas terjadi karena keseluruhan bagian otak bekerja secara bersamaan, terpadu pada satu waktu tertentu dengan tetap melakukan spesialisasi masing-masing, otak dengan sigap menanggapi setiap informasi yang masuk. Kadar pengelolaan otak akan sangat menentukan tingkat kreativitas seseorang, karena itu otak harus dilatih, tidak hanya dengan makanan bergizi tapi dengan latihan berfikir yang terus-menerus.
3.      Untuk dapat melahirkan kreativitas, seseorang harus dapat memanfaatkan kedua sifat otak (kiri dan kanan)
4.      Otak kiri yang bersifat logika, berurutan, lisan, pertambahan, dan dominan. Sedangkan otak kanan bersifat emosi, lompatan, visual, menyeluruh, dan tersembunyi. Akhir-akhir ini, istilah otak kanan telah digunakan sebagai cara popular untuk menyatakan kreatif, artistik, dan rapi. Kreativitas muncul dari interaksi yang luar biasa antara kedua otak.Kreativitas adalah suatu ketrampilan.
5.      Dikarenakan kreativitas merupakan hasil sebuah latihan maka harus diupayakan secara terus- menerus agar tidak menjadi lumpuh.
6.      Artinya, siapa saja yang berniat untuk menjadi kreatif dan ia mau melakukan latihan-latihan yang benar, maka ia akan menjadi kreatif.

Dari pengertianadalah hasil sebuah latihan yang unik, berbeda, dan lebih baik serta bermanfaat. Sedangkan belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yangdilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku baru secarakeseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksidengan lingkungan.
Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan persepsi dan tingkah laku, termasuk juga perubahan perilaku. Lingkungan belajar merupakan faktor penting dalam pendidikan, yaitu guru dan orang tua yang dapat membantu dalam prose belajar, yang akan dapat membentuk lingkungan pembelajaran. Jadi, kreativitas belajar adalah suatu keterampilan yang dihasilkandari sebuah latihan- latihan (proses pembelajaran) yang diupayakan terus menerus agar tidak menjadi lumpuh.

b.             Teknik Belajar Kreatif, meliputi:
1.      Memberikan Pemanasan
Sebelum memulai dengan kegiatan yang menuntut prilaku kreatif siswa sesuai dengan rencana pelajaran lebih dahulu diusahakan sikap menerima (reseptif) di Kalangan siswa, terutama berlaku apabila siswa sebelumnya baru saja terlibat dalam suatu penguasaan yang berstruktur, mengerjakan soal fiqih, tugas atau kegiatan, bertujuan meningkatkan pemikiran kreatif menuntut sikap belajar yang berbeda lebih terbuka dan tertantang berperanserta secara aktif dengan memberikan gagasan-gagasan sebanyak mungkin untuk itu diberikan  pemanasan yang dapat tercapai dengan memberikan pertanyaan pertanyaan terbuka dengan menimbulkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
2.      Pemikiran dan Perasaan Terbuka
Teknik pemikiran dan perasaan berakhir terbuka ingin mengupayakan agar peserta didik terdorong memunculkan perilaku divergen. Perilaku ini dapat dirangsang dengan cara mengajukan pertanyaan dan memungkinkan peserta didik mengungkapkan segala perasaan dan pikiran sebagai jawaban. Adapun kegiatan pemikiran dan perasaan pengahiran terbuka dapat dicontohkan sebagai berikut:
-           Andai kata
-          Pertanyaan ini dapat diungkapkan melalui pertanyaan tentang situasi yang tidak benar atau sesuatu yang bertentangan dengan fakta.
-          Peningkatan suatu produk
-          Pertanyaan ini dapat diungkapkan melalui pengungkapan pemikiran pengembangan atau peningkatan terhadap suatu kondisi yang telah ada. Contoh: Bagaimana cara memperbaiki cara belajar yang biasa dilakukan sekarang.
-          Pemulaan yang tidak selesai
-          Pertanyaan ini dapat dikemukakan dengan menyajikan suatu kondisi yang belum selesai atau belum sempurna, untuk dipikirkan kemungkinan penyelesaian atau penyempurnaannya.
-          Penggunaan baru dari objek-objek umum
-          Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian suatu benda atau hal untuk dipikirkan fungsi lainnya dilain fungsi yang lazim. Contoh: tali sepatu, kancing baju, kumis, dan lain sebagainya.
-          Alternatif  judul
-          Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian suatu stimulasi untuk dipikirkan judulnya yang tepat. Contoh kepada peserta didik diperlihatkan naskah sebuah cerita, lukisan, atau gambar-gambar tentang sesuatu.
-          Membantu siswa atau anak mengajukan pertanyaan.
-          Kegiatan ini dilakukan mengingat pada biasanya siswa beranggapan bahwa gurulah yang banyak mengajukan pertanyaan dalam konteks pembelajaran. Disini siswa diberi kesempatan untuk memikirkan banyak pertanyaan. Melalui strategi pemikiran dan persaan terbuka ini diharapkan peserta didik akan terangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya dan menguatkan minat untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran
III.             Memupuk Iklim Belajar Kreatif
a.              Jelaskan strategi memupuk iklim belajar yang kreatif
Menerapkan Strategi Memupuk Iklim Belajar Kreatif
Belajar adalah sebagai sesuatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap, yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Belajar kreatif berhubungan erat dengan penghayatan terhadap pengalaman belajar yang sangat menyenangkan, yang dijalaninya melalui tahapan-tahapan kreativitas. Untuk itu perlu ditumbuhkan iklim kelas yang menghargai dan memupuk kreativitas dalam semua segi. Tidak cukup menyediakan waktu 30 menit sehari untuk kreativitas; hal ini tidak akan meningkatkan kemampuan kreatif siswa. Diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan ini.
b.             Menjelaskan Saran-Saran tambahan dalam memupuk belajar kreatif
Untuk mengembangkan kreativitas anak dibutuhkan keharmonisan antara guru dan anak dalam prose belajar mengajar dan  tidak kalah pentingnya peran orang tua anak tersebut. Kreativitas anak juga akan berkembang dengan hadirnya guru professional yang kreatif sebagai pemicu lahirnya inovasi proses dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi.    



Source:
Utami Munandar,S.C(Ed.) 2002. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta :  Rineka Cipta.
http://rahmiwulandarihamdi.blogspot.com/2012/12/belajar-dan-mengajar-secara-kreatif.html
M.M Sutopo, Tjetjep. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak. Bandung: Depdiknas.
Basuki, Heru. 2006. Pengembangan Kreativitas. http://www.heru.staff.gunadarma.ac.id.




Comments

Popular posts from this blog

Leon Festinger Biography

Pembelajaran Anak Berbakat