Belajar dan Mengajar Kreatif
Belajar
dan Mengajar Kreatif
Disusun
Oleh:
Ablina Pratianingrum (10514081)
Isye yuliawati Hermansyah
(15514536)
Kartika Nindya (15514786)
1
PA 15
Belajar dan Mengajar Kreatif
I.
Arti Belajar Kreatif
A.
Pengertian belajar
kreatif
Kreativitas belajar terdiri dari dua kata yaitu kreativitas dan belajar,
dalam pengertian kreativitas beberapa ahli berpendapat dengan berdasarkan latar
belakang dan kebudayaan yang berbeda-beda,diantaranya sebagai berikut : James
R. Evans mendefinisikan kreativitas sebagai ketrampilan untuk menentukan
pertalian baru, melihat subyek dari perspektif baru dan membentuk
kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran.
1.
Kreativitas memerlukan adanya modal, yaitu konsep dalam
pikiran untuk dilahirkan kembali dalam bentuk yang berbeda. Dalam pemecahan
masalah, dia tidak harus mencari jawaban baru tetapi dia hanya perlu menggali
informasi-informasi dalam pikirannya untuk dikaitkan dan dituangkan dalam
bentuk solusi terhadap problem tersebut. Sedangkan Rogers menekankan bahwa
sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri,
mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang, dan menjadi matang,
kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
2.
Kreativitas dapat dinilai ketika hal tersebut tertuang
dalam suatu tindakan nyata, ketika pemikiran baru belum dituangkan, maka itu
adalah proses menuju kreativitas. Jadi, kreativitas tetaplah berpusat di otak manusia,
kreativitas terjadi karena keseluruhan bagian otak bekerja secara bersamaan,
terpadu pada satu waktu tertentu dengan tetap melakukan spesialisasi
masing-masing, otak dengan sigap menanggapi setiap informasi yang masuk. Kadar
pengelolaan otak akan sangat menentukan tingkat kreativitas seseorang, karena
itu otak harus dilatih, tidak hanya dengan makanan bergizi tapi dengan latihan
berfikir yang terus-menerus.
3.
Untuk dapatmelahirkan kreativitas, seseorang harus dapat
memanfaatkan kedua sifat otak (kiri dan kanan).
4.
Otak kiri yang bersifat logika, berurutan, lisan,
pertambahan, dan dominan. Sedangkan otak kanan bersifat emosi, lompatan,
visual, menyeluruh, dan tersembunyi. Akhir-akhir ini, istilah otak kanan telah
digunakan sebagai cara popular untuk menyatakan kreatif, artistik, dan rapi.
Kreativitas muncul dari interaksi yang luar biasa antara kedua otak.Kreativitas
adalah suatu ketrampilan.
5.
Dikarenakan kreativitas merupakan hasil sebuah latihan
maka harus diupayakan secara terus- menerus agar tidak menjadi lumpuh.
6.
Artinya, siapa saja yang berniat untuk menjadi kreatif
dan ia mau melakukan latihan-latihan yang benar, maka ia akan menjadi kreatif.
Dari pengertianadalah hasil sebuah latihan yang unik, berbeda, dan lebih
baik serta bermanfaat. Sedangkan belajar diartikan sebagai suatu proses usaha
yangdilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku baru secarakeseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksidengan lingkungan.
Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan persepsi dan tingkah
laku, termasuk juga perubahan perilaku. Lingkungan belajar merupakan faktor
penting dalam pendidikan, yaitu guru dan orang tua yang dapat membantu dalam
prose belajar, yang akan dapat membentuk lingkungan pembelajaran. Jadi,
kreativitas belajar adalah suatu keterampilan yang dihasilkandari sebuah
latihan- latihan (proses pembelajaran) yang diupayakan terus menerus agar tidak
menjadi lumpuh.
B.
Liputan proses
belajar kreatif
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yang professional dalam
menyusun program pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar yaitu:
a.
Menciptakan lingkungan di dalam kelas yang merangsang
belajar kreatif
à Memberikan
Pemanasan
Sebelum memulai dengan kegiatan yang menuntut prilaku kreatif siswa sesuai
dengan rencana pelajaran lebih dahulu diusahakan sikap menerima (reseptif) di
Kalangan siswa, terutama berlaku apabila siswa sebelumnya baru saja terlibat
dalam suatu penguasaan yang berstruktur, mengerjakan soal fiqih, tugas atau
kegiatan, bertujuan meningkatkan pemikiran kreatif menuntut sikap belajar yang
berbeda lebih terbuka dan tertantang berperanserta secara aktif dengan
memberikan gagasan-gagasan sebanyak mungkin untuk itu diberikan pemanasan yang dapat tercapai dengan
memberikan pertanyaan pertanyaan terbuka dengan menimbulkan minat dan rasa
ingin tahu siswa.
à Pengaturan Fisik
Membagi siswa dalam kelompok untuk mengadakan diskusi kelompok.
à Kesibukan Dalam
Kelak
kegiatan belajar secara kreatif sering menuntut lebih banyak kegiatan
fisik, dan diskusi antara siswa oleh karena itu guru hendaknya agak tenggang
rasa dan luwes dalam menuntut ketenangan dan sebagai siswa tetap duduk pada
tempatnya. Guru harus dapat membedakan kesibukan yang asyik sert suara-suara
yang produktif yang menunjukkan bahwa siswa bersibuk diri secara kreatif.
à Guru sebagai
Fasilitator
Guru dan anak yang berbakat lebih berperan sebagai fasilitator dari pada
sebagai pengarah yangmenentukan segalagalanya baigsiswa. Sebagai fasilitator
gurumendorong siswa (memotivator) untuk menggabungkan inisiatif dalam menjajaki
tugas-tugas baru. Guru harus terbuka menerima gagasa dari semua siswa dan gur
harus dapat menghilangkan ketakutan, kecemasan siswa yang dapt menghambat dan
pemecahan masalah secara keatif (Munandar, 1992 : 78-81).
b.
Mengajukan dan mengundang pertanyaan
Dalam proses belajar mengjar, diperlukan keterampilan guru baik dalam
mengajukan pertanyaan kepada siswa maupun dalam mengundang siswa untuk
bertanya.
à Tehnik Bertanya
Pertanyaan yang merangsang pemikiran kreatif adalah pertanyaan semacam
divergen atau terbuka. Pertanyaan semacam ini membantu siswa mengembangkan
keterampilan mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, dan menguji atau menilai
informasi mereka.
Dengan mengajukan pertanyaan, guru memperoleh informasi yang berharga dan
berguna untuk :
-
Menimbulkan minat dan motivasi siswa untuk berperan serta
aktif.
-
Menilai persiapansiswa ddan sejauh mana siswa telah
menguasai bahan yang diberikan sebelumnya.
-
Mengulang kembali dan meringkas apa yang telah diajarkan.
-
Membantu siswa melihat hubungan-hubungan baru.
-
Merangsang pemikiran kritis dan pengembangan sikap
bertanya
-
Merangsang siswa untuk mencari sendiri pengetahuan
tambahan
-
Menilai pencapaian tujuan dan sasaran belajar (Munandar,
1999 : 84)
à Metode Diskusi
Dalammetode dikusi, peran guru dangat menentukan keberhasilan, guru
berperan sebagai pasilitator yang mengenalkan masalah kepada siwa dan
memberikan informasi seperlunya yang mereka butuhkan unutk membahas masalah.
Guru memang diperlukan misalnya jika timbul kemacetan dalam diskusi atau untuk
menghindari kesalahan yang tersembunyi agar siswa tidak terlalu menyimpang dari
arah yang dituju.
à Metode
Inquiri-Discovery
Pendekatan inquiry (pengajuan pertanyaan, penyelidikan) dan discovery
(penemuan) dalam belajar penting dalam proses pemecahan masalah. Ada tiga tahap
dalam proses pemecahan masalah melalui inquiry, pertama adanya kesadaran bahwa
ada masalah. Hal ini merupakan factor yang memotivasi siswa untuk melanjutkan
dengan merumuskan masalah (tahap kedua), pada tahap ini masalah
dirumuskan dan timbul gagasan-gagasan sebagai strategi kemungkinan pemecahan.
Melalui inquiry informasi mengenai masalah dihimpun. Tahap ketiga adalah
mencari atau menjajaki (searching). Pada
tahap pertanyaan dan informasi dihubungkan dengan perumusan hipotesis.
Keativitas berkaitan erat dengan proses perumusan hipotesis, yaitu dalam
mengajukan pertnayaan dan hipotesis dalam mneghubungakan fakta yang diketahui
dan asas-asas untuk mengembangkan strategi pemecahan, serta harus memperinci
dan merumuskan kebutuhan dalammencari informasi, jadi, semua proses berfikir :
kelancaran, keluwesan (fluksibilitas), orisinilitas, dan pemerincian
(elaborasi) temasuk dalam prosess pemecahan masalah melalui inquiry-discovery.
Pokok-pokok yang harus dipenuhi oleh guru dalam
pengalaman belajar inquiry adalah :
1.
Berilah pengalaman permulaan untuk menarik minat siswa
agar menanyakan mengenai suatu masalah, konsep, situasi atau gagasan, antara
laindenganpenggunaan media, bermain peran dan demonstrasi.
2.
Berilah siswa materi pelajaran dan situasi yang
memungkinkan penyelidikan (ekspolorasi).
3.
Sediakan sumber-sumber informasi dengan memanfaatkan
sumber-sumber yang ada di masyarakat.
4.
Sediakan peralatan untuk merangsang siswa melakukan
eksperimen (percobaan).
5.
Sediakan waktu untuk berdiskusi, bereksperimen,
mencoba-coba dan sebagainya.
6.
Berilah bimbingan dan perhargaan terhadap pemecahan yang
dapat diterima dan terhadap strategi pemecahan.
7.
Berilah dorongan dan penghargaan terhadap pemecahan yang
dapat diterima dan terhadap strategi pemecahan (Munandar, 1999 : 86).
à Mengajukan
pertanyaan yang menantang (provokatif)
Salah satu cara untuk merangsang daya pikir kreatif adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang (provokatif) antara lain dengan
menanyakan apa kemungkinan-kemungkinan akibat apabila suatu kejadian yang telah
terjadi, atau dengan menanyakan suatu kejadian yang telah terjadi, atau dengan
menanyakan kemungkinan-kemungnkinan akibat dari suatu situasi yang memang belum
pernah terjadi, tetapi siswa harus membayangkan apa saja
kemungkinan-kemungnkinan akibatnya andaikan kejadian atau situasi itu terjadi
di sini.
c.
Memadukan perkembangan kognitif (berfikir), afektif
(sikap) dan Psikomotorik (perasaan).
Dalam rangka membangun manusia seutuhnya perlu ada keseimbanganaantara
semua aspek perkembangan yaitu perkembangan
mental intelektual, perkembangan social, perkembanan emosi (kehidupan
perasaan) dan perkembangan moral.
Ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif (aptitude)
a.
Keterampilan berfikir lancar
b.
Keterampilan berfikir luwes
c.
Keterampilan berfikir orisinal
d.
Keterampilan memperinci
e.
Keterampilan menilai
Ciri-ciri efektif (nonaptitude)
f.
Rasa ingin tahu
g.
Bersifat imajinatif
h.
Merasa tergantung oleh kemajemukan
i.
Sifat berani mengambil resiko
j.
Sifat menghargai (Munandar, 1999 : 88-93).
d.
Menggabung pemikiran divergen dan pemikiran konvergen
Pemikiran konvergen yang menuntut siswa mencari jawaban tunggal yang paling
tepat berdasarkan informasi yang diberikan sudah tidak asing bagi siswa-siswa
sekolah dasar. Pemikiran divergen atau pemikiran kreatif sebaiknya menuntut
siswa mencari sebanyak mungkin jawaban terhadap suatu persoalan.
e.
Menggabung proses berfikir dengan proses efektif
Contoh :
a.
Berfikir lancar, gabung dengan rasa ingin tahu siswa yang
rasa ingi tahunya kuat akan dapat menghasilkan gagasan-gagasan atau cara
pemecahan masalah
b.
Orisinalitas dalam berfikir akan paling berhasil jika
siswa tidak ragu-ragu dan berani mengamukakan pendapat yang berbeda dari
biasanya dikemukakan siswa-siswa lain.
C.
Mengapa belajar kreatif itu penting
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990:37-38) memberikan empat
alasan mengapa belajar kreatif itu penting.
1. Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak
bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa
agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.
2. Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan
masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan.
3. Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan
kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan
bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi,
bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.
4. Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.
D.
Tiga tingkat belajar kreatif (model triffinger)
Dalam pembelajaran kretaif, terdapat teknik-teknik tertentu yang
penggunaanya harus disesuaikan dengan fungsi dan tahap pembelajaran. Metode dan
teknik kreatif berikut mengacu kepada model pembelajaran kreatif dari
Treffinger (1980) . Model pembelajaran kreatif oleh Treffinger dikelompokkan
menjadi tiga tingkat. Tingkat pertama, adalah pengembangan fungsi pemikiran
divergen. Tingkat kedua, adalah pengembangan proses pemikiran dan perasaan yang
majemuk. Tingkat ketiga, adalah keterlibatan dalam tantangan nyata. Uraian dari
masing tingkatan-tingkatan tesebut disajikan sebagai berikut :
a.
Teknik-teknik kreatif tingkat pertama
Teknik pembelajaran kreatif tingkat pertama yang menekankan pada
fungsi-fungsi divergen in antara lain menggunakan teknik pemanasaan, pemikiran
dan perasaan terbuka, sumbang saran dan penangguhan kritik, daftar penulisan
gagasan, penyusunan sifat, dan hubungan yang dipaksakan.
b.
Teknik kreatif tingkat kedua
Dalam teknik- Menyusun kembali (rearrange): komponen yang berhubungan saling
dapatmenggantikan seperti: pola, tata letak, urutan, dan sebagainya.Pada
dasarnya, kata kerja tersebut dapat disusun sendiri denganmenyesuaikan dengan konteks
atau masalah yang relevan.
c.
Teknik kreatif tingkat ketiga
Dalam tingkat ketiga ini teknik kreatif mengupayakan keterlibatan
pembelajar dalam masalah dan tantangan nyata. Ini bermaksud agar kegiatan
pembelajaran akan lebih bermakna bagi para pembelajar untuk menghadapi masalah
nyata dalam kehidupanya. Pada tahap ini pembelajar telibat langsung dalam
pengajuan pertanyaan secara mandiri dan diarahkan sendiri. Adapun teknik yang
digunakan dalam tingkat ketiga ini adalah teknik pemecahan masalah (PMK) secara
kreatif. PMK ini merupakan teknik yang sistematik dalam mengorganisasi dan
mengolah keterangan dan gagasan, sehingga masalah dapat dipahami dan dipecahkan
secara imajinatif. Pemikiran yang logis, analitik dan divergen akan terlibat
keras dalam teknik ini.
II. Mengajar Kreatif
a.
Pengertian Belajar
Kreatif
Kreativitas belajar terdiri dari dua kata yaitu kreativitas dan belajar,
dalam pengertian kreativitas beberapa ahli berpendapat dengan berdasarkan latar
belakang dan kebudayaan yang berbeda-beda, diantaranya sebagai berikut: James
R. Evans mendefinisikan kreativitas sebagai ketrampilan untuk menentukan
pertalian baru, melihat subyek dari perspektif baru dan membentuk
kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam
pikiran.
1. Kreativitas memerlukan adanya modal,
yaitu konsep dalam pikiran untuk dilahirkan kembali dalam bentuk yang berbeda.
Dalam pemecahan masalah, dia tidak harus mencari jawaban baru tetapi dia hanya
perlu menggali informasi-informasi dalam pikirannya untuk dikaitkan dan
dituangkan dalam bentuk solusi terhadap problem tersebut. Sedangkan Rogers
menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk
mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang, dan
menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua
kemampuan organisme.
2. Kreativitas dapat dinilai ketika hal
tersebut tertuang dalam suatu tindakan nyata, ketika pemikiran baru belum
dituangkan, maka itu adalah proses menuju kreativitas. Jadi, kreativitas
tetaplah berpusat di otak manusia, kreativitas terjadi karena keseluruhan
bagian otak bekerja secara bersamaan, terpadu pada satu waktu tertentu dengan
tetap melakukan spesialisasi masing-masing, otak dengan sigap menanggapi setiap
informasi yang masuk. Kadar pengelolaan otak akan sangat menentukan tingkat
kreativitas seseorang, karena itu otak harus dilatih, tidak hanya dengan
makanan bergizi tapi dengan latihan berfikir yang terus-menerus.
3. Untuk dapat melahirkan kreativitas,
seseorang harus dapat memanfaatkan kedua sifat otak (kiri dan kanan)
4. Otak kiri yang bersifat logika,
berurutan, lisan, pertambahan, dan dominan. Sedangkan otak kanan bersifat
emosi, lompatan, visual, menyeluruh, dan tersembunyi. Akhir-akhir ini, istilah
otak kanan telah digunakan sebagai cara popular untuk menyatakan kreatif, artistik,
dan rapi. Kreativitas muncul dari interaksi yang luar biasa antara kedua
otak.Kreativitas adalah suatu ketrampilan.
5. Dikarenakan kreativitas merupakan
hasil sebuah latihan maka harus diupayakan secara terus- menerus agar tidak
menjadi lumpuh.
6. Artinya, siapa saja yang berniat
untuk menjadi kreatif dan ia mau melakukan latihan-latihan yang benar, maka ia
akan menjadi kreatif.
Dari pengertianadalah hasil sebuah latihan yang unik, berbeda, dan lebih
baik serta bermanfaat. Sedangkan belajar diartikan sebagai suatu proses usaha
yangdilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku baru secarakeseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksidengan lingkungan.
Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan persepsi dan tingkah
laku, termasuk juga perubahan perilaku. Lingkungan belajar merupakan faktor
penting dalam pendidikan, yaitu guru dan orang tua yang dapat membantu dalam
prose belajar, yang akan dapat membentuk lingkungan pembelajaran. Jadi,
kreativitas belajar adalah suatu keterampilan yang dihasilkandari sebuah
latihan- latihan (proses pembelajaran) yang diupayakan terus menerus agar tidak
menjadi lumpuh.
b.
Teknik Belajar
Kreatif, meliputi:
1. Memberikan Pemanasan
Sebelum memulai dengan kegiatan yang menuntut prilaku kreatif siswa sesuai
dengan rencana pelajaran lebih dahulu diusahakan sikap menerima (reseptif) di
Kalangan siswa, terutama berlaku apabila siswa sebelumnya baru saja terlibat
dalam suatu penguasaan yang berstruktur, mengerjakan soal fiqih, tugas atau
kegiatan, bertujuan meningkatkan pemikiran kreatif menuntut sikap belajar yang
berbeda lebih terbuka dan tertantang berperanserta secara aktif dengan
memberikan gagasan-gagasan sebanyak mungkin untuk itu diberikan pemanasan
yang dapat tercapai dengan memberikan pertanyaan pertanyaan terbuka dengan
menimbulkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
2. Pemikiran dan Perasaan Terbuka
Teknik pemikiran dan
perasaan berakhir terbuka ingin mengupayakan agar peserta didik terdorong
memunculkan perilaku divergen. Perilaku ini dapat dirangsang dengan cara
mengajukan pertanyaan dan memungkinkan peserta didik mengungkapkan segala
perasaan dan pikiran sebagai jawaban. Adapun kegiatan pemikiran dan perasaan
pengahiran terbuka dapat dicontohkan sebagai berikut:
- Andai kata
- Pertanyaan ini dapat diungkapkan melalui pertanyaan
tentang situasi yang tidak benar atau sesuatu yang bertentangan dengan fakta.
- Peningkatan suatu produk
- Pertanyaan ini dapat diungkapkan melalui
pengungkapan pemikiran pengembangan atau peningkatan terhadap suatu kondisi
yang telah ada. Contoh: Bagaimana cara memperbaiki cara belajar yang biasa
dilakukan sekarang.
- Pemulaan yang tidak selesai
- Pertanyaan ini dapat dikemukakan dengan menyajikan
suatu kondisi yang belum selesai atau belum sempurna, untuk dipikirkan
kemungkinan penyelesaian atau penyempurnaannya.
- Penggunaan baru dari objek-objek umum
- Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian
suatu benda atau hal untuk dipikirkan fungsi lainnya dilain fungsi yang lazim.
Contoh: tali sepatu, kancing baju, kumis, dan lain sebagainya.
- Alternatif judul
- Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian
suatu stimulasi untuk dipikirkan judulnya yang tepat. Contoh kepada peserta
didik diperlihatkan naskah sebuah cerita, lukisan, atau gambar-gambar tentang
sesuatu.
- Membantu siswa atau anak mengajukan pertanyaan.
- Kegiatan ini dilakukan mengingat pada biasanya siswa
beranggapan bahwa gurulah yang banyak mengajukan pertanyaan dalam konteks
pembelajaran. Disini siswa diberi kesempatan untuk memikirkan banyak
pertanyaan. Melalui strategi pemikiran dan persaan terbuka ini diharapkan peserta
didik akan terangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya dan menguatkan
minat untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran
III. Memupuk
Iklim Belajar Kreatif
a.
Jelaskan strategi
memupuk iklim belajar yang kreatif
Menerapkan Strategi Memupuk Iklim Belajar Kreatif
Belajar adalah sebagai sesuatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap,
yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Belajar kreatif berhubungan erat
dengan penghayatan terhadap pengalaman belajar yang sangat menyenangkan, yang
dijalaninya melalui tahapan-tahapan kreativitas. Untuk itu perlu ditumbuhkan
iklim kelas yang menghargai dan memupuk kreativitas dalam semua segi. Tidak
cukup menyediakan waktu 30 menit sehari untuk kreativitas; hal ini tidak akan
meningkatkan kemampuan kreatif siswa. Diperlukan pendekatan yang lebih
komprehensif untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan ini.
b.
Menjelaskan
Saran-Saran tambahan dalam memupuk belajar kreatif
Untuk mengembangkan kreativitas anak dibutuhkan keharmonisan antara guru
dan anak dalam prose belajar mengajar dan tidak kalah pentingnya peran
orang tua anak tersebut. Kreativitas anak juga akan berkembang dengan hadirnya
guru professional yang kreatif sebagai pemicu lahirnya inovasi proses dan hasil
pembelajaran yang bermutu tinggi.
Source:
Utami Munandar,S.C(Ed.) 2002. Pengembangan Kreativitas Anak
Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
http://rahmiwulandarihamdi.blogspot.com/2012/12/belajar-dan-mengajar-secara-kreatif.html
M.M Sutopo, Tjetjep. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak.
Bandung: Depdiknas.
Basuki, Heru. 2006. Pengembangan Kreativitas.
http://www.heru.staff.gunadarma.ac.id.
Comments
Post a Comment